Oleh YOPPY YOHANA
Dengan
terbitnya surat dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung Nomor 660/099-BPLH Tanggal 28 Februari 2014, sebanyak
276 sekolah masuk dalam verifikasi penetapan calon Sekolah Adiwiyata 2014 salah
satunya SMPN 35 Bandung. Dalam pelaksanaannya SMPN 35 Bandung termasuk sekolah
imbas/sekolah binaan dari SMAN 19 Bandung yang sudah menjadi Sekolah Adiwiyata
Nasional Tahun 2013 dan calon Sekolah Adiwiyata Mandiri 2014.
Sekolah
Adiwiyata adalah sekolah yang bersih, sehat dan indah, dimana tempat tersebut
digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika, estetika dan
pembentukan karakter yang peduli terhadap lingkungan (Buku Kupas Tuntas
Adiwiyata 2011). Sekolah Adiwiyata berbeda dengan Sekolah Hijau karena dalam Adiwiyata,
indikator penilaian sisi infrastruktur hanya 10% yang utama
adalah pembentukan karakter para warga sekolah yang mencapai 90%.
Digulirkannya program Adiwiyata oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, hasil kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
adalah dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. Tujuan program Adiwiyata adalah
menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran
dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut
dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan.
Adiwiyata bukanlah lomba, tapi ada
penghargaan kepada sekolah yang peduli terhadap lingkungan atau sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi
individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk mencapai tujuan Adiwiyata ada empat komponen
program yang menjadi satu kesatuan program yaitu Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan
Lingkungan Berbasis
Partisipatif, dan Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.
Komponen Kebijakan mencakup visi,
misi dan tujuan sekolah serta rencana anggaran. Dalam visi, misi dan tujuan
harus tercantum kata ”lingkungan” dan terinternalisasi. Begitupun dalam
anggaran sekolah harus berpihak pada
lingkungan dan dicantumkan di RKAS. Dalam Kurikulum guru minimalnya 70 % sudah
memasukkan isu lingkungan dalam mata pelajaran masing-masing dibuktikan
pencantuman di RPP dan kisi-kisi. Selain
itu warga sekolah harus aktif memunculkan isu lingkungan dalam tulisan atau
artikel di mading, koran, sosial media dll. Siswa pun harus bisa
mengaplikasikan konsep 5R dalam lingkungan, minimalnya 3 R ( Reduse, Reuse dan
Recycle). Dalam komponen Partisipatif warga sekolah harus aktif kerja bakti dan
menjalin kemitraan dengan lingkungan sekitar. Terakhir Sarana Prasarana
diwujudkan dengan kebiasaan hemat ATK, BBM, air, listrik dan ramah lingkungan
Tidak
mudah membentuk karakter apalagi ada perubahan tingkah laku yang diwujudkan
menjadi pembiasaan hidup sehari-hari dalam hal mencintai lingkungan. Tapi ini
tantangan besar, sehingga harus dijadikan komitmen bersama dan membuat pakta
integritas supaya satu hati satu suara dalam mewujudkan Sekolah Adiwiyata.
Dalam proses penataannya SMPN 35 pun akan memunculkan kembali beberapa ikon
unik dan akan menjadi ciri khas untuk menuju Sekolah Adiwiyata 2014.
Ada
yang membanggakan, tahun 2013 Kota Bandung berhasil meraih penghargaan
terbanyak untuk Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional yaitu sebanyak 19 sekolah (SDN
Sukapura Cibiru, SDN Cijawura, SDN Karangpawulang, SDT Krida Nusantara, SD
Muhammadiyah 7, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 13, SMPN 21, SMPN 33, SMPN 39, MTsN 1,
SMAN 2, SMAN 11, SMAN 14, SMAN 19, SMAN 20, SMAN 24, SMAN 25). Ini mengalami
peningkatan karena tahun 2012 hanya lima sekolah yang mendapat penghargaan
Adiwiyata Tingkat Nasional yaitu SD BPI, SMP 11, SMP 28, SMA 8, dan
SMA 15 dan dua sekolah memenangi Penghargaan Adiwiyata
Mandiri (SMPN 36 dan SMKN 13).
Dengan
demikian sekarang kota Bandung memiliki 24 sekolah yang berhasil mendapat
penghargaan bergengsi dalam bidang lingkungan hidup untuk tingkat nasional dan
dua Adiwiyata Mandiri. Diharapkan setiap sekolah yang mendapatkan Adiwiyata
wajib menularkan ilmunya dan membina minimal 10 sekolah lainnya.
Semakin
banyak yang mendapatkan Adiwiyata berarti semakin banyak yang berhasil menata,
merawat dan menjaga lingkungan dengan baik. Intinya kian banyak yang mencintai
alam, otomatis bumi pun akan melayani manusia bukan bencana alam lagi, tapi justru
akan terjadi keseimbangan alam, menambah umur bumi dan umur kita juga. Amin!
.Penulis, Guru Seni Budaya SMPN 35 Bandung
Dipublikasikan di HU Pikiran Rakyat, Kolom Forum Guru (Senin , 10/3/2014)